Siswa kelas VII-C
![]() |
Aku ingin menjadi hafidz |
Azizah Nurul Azmi, teman-teman memanggilku Azura. Aku kelahiran kota Palembang yang sekarang berusia 9 tahun. Dilahirkan sebagai anak dari petani desa dan penuh keterbatasan, aku tak pernah mengeluh, walaupun aku pernah menangis histeris saat sedang belajar dan tiba-tiba ada hewan masuk rumah. Ya, rumah yang hampir mirip dengan gubuk.
Aku sekolah di dekat kecamatan, setiap pagi ayah mengantarkanku, dan hamper setiap hari pula motor ayah mogok di tengah jalan. “Ayah kenapa motornya selalu mogok. Aku kan jadi terlambat sekolah?” protesku waktu itu. Ayah hanya mengatakan maaf dan akan berusaha membeli motor yang lebih baik. Sebenarnya aku sangat merasa bersalah telah bertanya begitu. Dalam hati, maafkan aku ayah.
Keseharianku setelah pulang sekolah adalah membantu ibu berjualan mengelilingi desa. Aku jadi hafal loh nama-nama ibu-ibu yang sering beli kue padaku. Alhamdulillah, setiap menjelang ashar pasti kue sudah habis. Saatnya aku mandi dan bersiap menghafalkan al-Quran. Ya, aku mau menjadi seorang hafidz. Aku ingin memberikan sepasang mahkota untuk ayah dan ibu. Aku tidak malu untuk bermimpi walaupun dari anak keluarga tidak mampu.
Pernah suatu sore, setelah aku selesai menyetorkan hafalan kepada ibu, aku bilang pada ibu “Bu, kalau Azura ikut lomba menghafal al-Quran, apa boleh?” dan aku sangat terharu karena ayah dan ibu mau mendaftarkan aku. Motivasi terbesar sekarang adalah aku ingin naik haji bersama ayah dan ibu dari hasil lomba ini. Aku berdoa tiada henti. Apalagi saat memasuki nominasi juara.
Hari penentuan tiba. Aku sakit, waktu itu. Demam. Aku hanya pasrah kalau memang belum bisa memberikan hadiah naik haji untuk ayah ibu. “Ya Allah, berikan yang terbaik”. Dan seketika air mataku meleleh. Aku juara satu!! Aku hamper tak percaya dan kakiku benar-benar lemas, aku terduduk di atas panggung sambal menahan tangis. Ibu memelukku erat. Ya Allah, terimakasih telah mengabulkan doaku.
“Ku putuskan satu impian aku ingin jadi hafidz Quran, ku akan bertahan walau sulit melelahkan, Allah berik aku kekuatan. Ku inginkan sepasang mahkota, ku berikan di akhir yang kelak sebagai pertanda bahwa kau sangat ku cinta, aku cinta engkau karena Allah. Ku cinta umi, ku cinta abi, berharap doamu selalu dalam hati. Ku cinta umi, ku cinta abi berharap bersama di surgaNya nanti. I Love You Umi, I Love You Abi, I Love My Family Forever in My Heart”
Dari lagu ini, aku bisa mewujudkan mimpiku. Alhamdulillah. (*)