Gelaran Sendratasik Santri Sabilurrasyad: Mewujudkan Gedongsongo sebagai Wisata Alam, Sejarah, dan Budaya

Berkepribadian di Bidang Kebudayaan merupakan salah satu Tri Sakti Bung Karno pada pidato kenegaraan 17 Agustus 1964

Sarjana Wanita - “Berkepribadian di Bidang Kebudayaan” merupakan salah satu Tri Sakti Bung Karno pada pidato kenegaraan 17 Agustus 1964 yang tentunya diharapkan para penerus bangsa memilih untuk mewarisi serta mewariskan budaya dan nilai-nilai luhur kepada generasi yang akan datang agar tidak kehilangan jati diri. Kebudayaan merujuk pada buku Pengantar Antropologi karya Koentjaraningrat, adalah seluruh sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia. Kebudayaan tidak muncul begitu saja, melainkan ada karena dipelajari.

Sabilurrasyad Islamic Boarding School Kendal merupakan pondok pesantren modern yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian budaya, hal ini dibuktikan salah satunya dengan melaksanakan pagelaran seni drama tari dan musik di kawasan bersejarah Candi Gedong Songo Kabupaten Semarang pada Selasa, 23 Mei 2023. Dengan mengusung tema “Mewujudkan Generasi Milenial yang Berkarakter dan Berbudaya Nusantara” para santri Sabilurrasyad menampilkan berbagai Tarian Nusantara yang diadopsi dari Tarian Wonderland Indonesia karya Alffy Rev.

Menari di Candi Gedong Songo

Kawasan bersejarah Candi Gedongsongo dipilih menjadi tempat pagelaran santri, bukan tanpa alasan. Tentu saja karena kompleks percandian yang terletak di Bandungan Kabupaten Semarang memiliki kekhasan yakni termasuk pada jenis wisata alam, wisata sejarah sekaligus wisata budaya. Menurut Sumaatmaja dalam Hariyanto (2011) Daya tarik wisata dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni : 1) Potensi alam, seperti gunung, laut, pantai, hutan dan sebagainya. Potensi alam ini juga meliputi fisik, flora, dan fauna. 2) Potensi kebudayaan, yakni kebudayaan dalam arti luas. Karakterisitik kebudayaan tertentu, adat istiadat yang hidup di tengah masyarakat dapat menjadi daya tarik wisata. 3) Potensi manusia, yakni kemampuan manusia dalam menciptakan sesuatu yang dapat menarik wisata. Kompleks Candi Gedongsongo yang berada di lereng Gunung Ungaran sebelah timur membuat suhu di sekitarnya relatif sejuk, banyak ditumbuhi pepohonan dan memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Kawasan bersejarah Candi Gedongsongo yang masih asri dan terjaga juga menjadi alasan kuat dipilihnya menjadi tempat pagelaran dikarenakan adanya kesesuaian dengan tema tarian yang bergaya nusantara.

Menari di Candi Gedong Songo

Persiapan pagelaran berlangsung selama kurang lebih dua minggu yang terdiri dari persiapan pentas, perizinan dan dokumentasi. Sabilurrasyad sangat serius dalam membuat pagelaran ini dengan harapan hasil karya dapat diterima dan dinikmati oleh semua orang yang melihatnya. Berikut link Instagram Sabilurrasyad yang menampilkan hasil pagelaran:

Pagelaran diisi dengan tarian-tarian dari berbagai daerah di Indonesia, properti yang digunakan memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar terutama untuk kostum penari karena Sabilurrasyad memiliki jurusan Tata Busana untuk jenjang SMK. Pelaksanaan gelaran berjalan lancar dan sukses, yang tentunya akan menjadi pertimbangan untuk melaksanakan pagelaran selanjutnya.

Berhasilnya gelaran santri Sabilurrasyad di Kompleks Gedongsongo tentu dapat dijadikan referensi oleh instansi lain seperti sekolah-sekolah, pondok, unit kegiatan mahasiswa, dinas dan lain sebagainya untuk turut serta melakukan pelestarian budaya dengan memaksimalkan potensi Kompleks Gedongsongo. Ibarat kata sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui, begitulah saat mengadakan kegiatan di Kompleks Gedongsongo. Ya!

Jalan-jalan mendekat pada alam

Dimanjakan dengan hijaunya lereng Gunung Ungaran, udara yang sangat sejuk, pemandangan indah, nuansa alam pedesaan yang masih sangat terjaga.

Berkuda di Candi Gedong Songo

Mengenal sejarah

Membuat ingatan kolektif tentang peninggalan sejarah khususnya Hindu-Buddha di Indonesia secara langsung dengan menapak tilas pada situs candi Gedongsongo, mengenal sejarahnya yakni Candi Gedongsongo merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8 di mana penemuan kompleks candi ini menjadi bukti mahakarya leluhur bangsa Indonesia, legenda serta mitos yang berkembang sebagai wawasan nusantara seperti cerita rakyat Rama dan Shinta, tempat Candi Gedong Songo dulunya merupakan tumpukan gunung yang diangkat oleh Hanoman untuk menimbun Dasamuka hidup-hidup, saat Hanoman membantu Rama dalam memperebutkan Shinta.

Melestarikan budaya

Sebagai tempat untuk mengenalkan budaya pada wisatawan yang hadir saat pentas pagelaran dilaksanakan, secara umum dapat dipublikasikan dengan memanfaatkan media sosial dan internet dengan dibuat dalam bentuk video digital.

Foto Bersama di Candi Gedong Songo

Jadi, kapan nih kalian akan berkunjung ke Candi Gedongsongo?

Sarjana Wanita
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Wisata Kabupaten Semarang. www.kabsemarangtourism.id

About the author

Admin
Belajar dan berbagi pengetahuan untuk peradaban yang lebih baik.

Post a Comment