Tanggal kelahiran ibu, tinggal
seminggu lagi. Shabira bingung akan memberi kado apa. Hampir 10 menit dia
berpikir, akhirnya ia mendapat ide dari televisi yang saat itu sedang
menayangkan seorang anak berumur 5 tahun yang hafal 6 juz sedang tampil
membacakan surah an-Naba. Shabira sempat menitikkan air mata, terharu lalu
muncullah ide akan memberi kado ibunya sebuah hafalan surah an-Naba.
Ia sempat memberi tau ayahnya.
Tapi, bukannya mendukung, malah mengabaikannya.
“Itu tidak penting! Sudah sana
ayah sibuk!” kata ayah memarahi Shabira.
“Itu memang tidak penting di dunia,
tapi penting di akhirat Yah” kata Shabira menasehati.
Bukannya mengerti, ayah malah meninggalkan
Shabira sendiri. Shabira hanya bisa bersabar dengan sikap ayahnya, namun Shabira
tetap pada pilihannya, yaitu menghafal surah an-Naba
Hari ulang tahun ibu pun tiba
Pagi itu, Shabira sudah siap
dengan hafalannya. Sejak seminggu yang lalu, ia berkutat menghafalkan surah
an-Naba.
Shabira menghampiri ibunya yang
sedang menyiapkan sarapan. Dari kejauhan, ayah mengintip dari balik pintu.
“Bu” panggil Shabira
“Ya, ada apa?” ibu menoleh kearah
Shabira.
“Maaf” kata shabira menunduk “Maaf
, Shabira belum bisa memberi kado yang ibu inginkan, tapi insyAllah kado ini
yang ibu butuhkan. Shabira hanya mampu memberi ibu hafalan surah an-Naba”
Air mata ibu jatuh, beliau
terharu. Ibu tidak menyangka Shabira akan menghadiahinya surah an-Naba, ibu lantas
memeluk shabira.
“Ibu bangga punya anak seperti
Shabira. Makasih ya” kata ibu “Coba sini ibu dengar bacaannya”
Shabira mengangguk. Kemudian mulai
membacakan surah an-Naba. Begitu lancar, hingga ibu menitikkan air mata lagi,
tak hanya ibu, dari kejauhan ayah juga menitikkan air mata. Setelah Shabira
selesai membacakan surah an-Naba, ayah berlari memeluk Shabira, juga ibu.
“Maafkan ayah nak, ayah salah.
Hafalanmu memang sangat penting di akhirat” ucap ayah
“iya Yah, nggak apa-apa, yang
penting ayah sudah mengerti”
“makasih ya, Shabira” ucap ibu,
lalu memeluk shabira
“sama-sama bu”
KADO
ULANG TAHUN TERBAIK